Terhitung sejak 01 April 2019, sudah sekitar 2.5 bulan Saya menjadi guru. Saya bertugas di salah satu SMP satu atap di kampung halaman Saya sendiri. Nusa Penida. Akhirnya. Setelah sekitar 7 tahun merantau, Saya pulang juga. Masa SMA Saya habiskan di jantung kota kabupaten Klungkung, Semarapura. Masa kuliah Saya habiskan di kota Pendidikan, Singaraja selama 4 tahun. Memulai bertugas di sekolah, Saya menemukan hal-hal baru yang berbeda dalam beberapa hal dibandingkan dengan masa Saya menjadi siswa di sekolah yang sama. Sekarang sekolah sudah memiliki gedung sendiri. Tidak lagi berbagi pakai dengan gedung SD seperti Saya dulu. Sehingga siswapun bisa masuk pagi. Kalau dulu Saya masuk siang karena paginya digunakan oleh siswa SD. Gedung baru sekarangpun sudah cukup luas. Ada 3 unit. 2 unit yang agak lama dan 1 unit baru selesai dibangun. Laboratorium katanya. Jumlah siswa juga cukup banyak meskipun tidak berbeda jauh dengan angkatan Saya dulu. Ada 1 rombel untuk setiap jenjang. Ada yang gemuk namun ada pula yang sedang-sedang saja. Yang jauh berbeda adalah jumlah guru-guru PNS yang ada. Sebelum Saya bersama CPNS lainnya masuk, guru PNS cuma ada 4 orang dan 1 orang kepala sekolah. Bersyukur sekali, 3 dari 4 orang guru PNS adalah dulunya Bapak/Ibu guru yang mengajar Saya 7-8 tahun silam. Saya bisa lebih leluasa bertanya dan berdiskusi. Dengan tambahan CPNS 4 orang, maka guru-guru PNS menjadi 8 orang. Kami lebih bisa bernafas lega.
Yang cukup membuat kami merasa tertantang adalah siswa-siswanya. Kalau bisa dibilang banyak dari mereka sangat urakan. Baju tidak dimasukkan sudah menjadi tampilan biasa yang sering Saya lihat pada minggu-minggu pertama bertugas. Tidak memakai ikat pinggang. Tidak menggunakan kaos kaki. Sepatu warna-warni. Saya menjadi tertarik. Apakah mereka seperti itu karena tidak tahu aturan yang ada di sekolah atau karena mereka sengaja melanggar untuk mencari perhatian guru? Apapun alasannya, enough is enough. Let's welcome a new era!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar