Kawan! Aku Rindu Desa

Ku intip waktu di desktop laptopku. Ah, ternyata baru pukul 22.18 WITA. Waktu masih belum terlalu malam meski serial Mahabrata barangkali sudah bersambung. Akan tetapi, kok dunia berubah begini sunyi? Ku langkahkan kaki dan perlahan kuputar gagang pintu kamarku. Benar! aku sudah di kota.  Tapi, kenapa harus sepi? Bukankah kota seharusnya ramai? Seharusnya selalu hidup? Sebentar ku tenangkan diri kawan. Ku tengok kanan dan kiri dan akhirnya kebingunganku terjawab. Aku sendiri!
Kawan, waktu sekian minggu ku lewati bersamamu bukanlah waktu yang singkat. Banyak hal yang ingin ku ulang bersamamu. (Kamu mau ngulang apa bersamaku?) Banyak hal kawan. Apa kamu sudah siap mendengarkan ku? Yowis, lepas dulu headsetmu biar ndak ada yang kelewatan. Aku ingin bercerita panjang lebar. Kawan, aku rindu desa. Desa dimana dulu kita hidup bersama bak gerombolan bebek. Tapi intinya bukan itu. Aku rindu teriakanmu yang memekakkan telingaku waktu subuh. Kenapa? Karena sekarang aku ndak ada yang ngurus kawan. Tadi saja aku bangun jam 08.00 dan baru bangkit dari tempat tidur jam 09.00. Lumayan kan dapat waktu satu jam baca perkembangan politik tanah air yang carut marut. Yang sudah tidak lagi memikirkan harga diri. Dimana plin plan itu sudah biasa yang penting popularitas diri dan partai meningkat. Sudahlah!
Kawan, kamu tahu nggak? Disini aku sudah meninggalkan kebiasaan kita dulu. Kebiasaan minum kopi atau sekadar teh manis di pagi hari. Disini aku sudah tidak bisa lagi dapat gratis. Jujur, aku ingin kembali ke desa. Kamu pasti masih ingat kan, setiap kita ke rumah Pak Mekel, Pak/Bu Kaur kita pasti dapat kopi/teh manis gratis. Dan syukurnya, itu kopi dan teh pasti ndak berani keluar sendirian. Andai saja kamu bisa membaca pikiranku kawan. Kamu juga pasti tahu tujuanku mengajakmu lancong-lancong bukan hanya biar akrab, tapi biar dapat kopi. Tetapi kalau ke Pak Sekdes, kita pasti dapat Pulpy Orange, Ha..ha..ha. Gimana kalau ke Bu Anomnya? Pasti dapat yang lebih manis lagi, lumayan kan? Begitu kawan. Kamu harus tahu, hidup di masa ini gampang-gampang susah. Kamu harus bisa mencontoh elite kita yang diatas, yang selalu punya maksud lain yang gamblang atau terselubung ketika melakukan tindakan. Tapi mksudku bukan mengajari kamu membawa banyak agenda. Tapi cuma mengingatkan biar kamu ndak melupakan mereka kawan. Mereka yang tulus pantas mendapatkan balasan yang tulus. Jangan sesekali membalas air susu dengan air tuba, kecuali kamu mau ngeracun ikan bolehlah make air tuba.
Sebenarnya masih banyak yang ingin kusampaikan pada mu Kawan, tapi ini waktu sudah larut. Tarik selimut ahhhh….   

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Ad Code

Responsive Advertisement

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *

Labels