FORMAT LAPORAN KARYA INOVATIF


Berikut diberikan contoh format Laporan Karya Inovatif jenis Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Alat Peraga berbentuk Alat Pelajaran.

  1. Laporan Karya Inovatif jenis Teknologi Tepat Guna (TTG) Unduh
  2. Laporan Karya Inovatif jenis Alat Peraga Unduh
*Dibuat berpedoman pada Buku 4


Share:

FORMAT LAPORAN BEST PRACTICE

        

Berikut diberikan contoh format Laporan Best Practice.                    

      

Share:

RPP BAHASA INGGRIS KELAS IX



Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris SMP Kelas IX dapat diunduh melalui link berikut: 

  1. RPP Narrative Text (Unsur Kebahasaan) unduh
  2. RPP Narrative Text (Fungsi Sosial dan Struktur Text) unduh
Share:

RPP BAHASA INGGRIS KELAS VIII


Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris SMP Kelas VIII dapat diunduh melalui link berikut: 

  1. RPP Expressing Suggestions unduh
  2. RPP Recount Text unduh
Share:

RPP BAHASA INGGRIS KELAS VII



Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris SMP Kelas VII dapat diunduh melalui link berikut: 

  1. RPP Expressions of Greeting unduh
  2. RPP Descriptive Text unduh


 

Share:

EXPRESSING PROHIBITION

Materi tentang ungkapan larangan dapat dibaca dan/atau diunduh di bawah ini:  

 

Share:

Leave-Taking Expressions (Ungkapan Pamitan)

Silahkan baca dan/atau unduh materi tentang Leave-Taking Expression melalui link berikut ini:  

 

Share:

EXPRESSING HOPE, WISH, AND CONGRATUALTION

 Berikut adalah materi terkait Expressions of Hope, Wish, and Congratulation (Ungkapan Harapan, Doa, dan Selamat). Selamat membaca!


Share:

Greeting Expression (Ungkapan Sapaan)

Materi terkait ungkapan sapaan dalam Bahasa Inggris (Greeting Expressions) dapat dilihat pada dokumen .pdf berikut ini:

  

 

Share:

PERTEMUAN 1 PENGENALAN TOPIK DAN KONTRAK KELAS


 

Senin, 26 Juli 2021

Pada hari ini dilaksanakan Virtual Meeting melalui Google Meet dengan siswa kelas 8 SMPN Satu Atap 2 Batukandik. Pada pertemuan ini disampaikan topik-topik yang akan dipelajari di Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022 serta pembahasan kontrak kelas.

Materi presentasi dapat didownload disini



Share:

EXPRESSING SUGGESTION



Suggestion merupakan ungkapan saran/himbauan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Saran yang diberikan tersebut dapat diterima atau ditolak. Berikut merupakan pola kalimat untuk memberikan saran dalam Bahasa Inggris:

1. Subject + should + Verb 1 (Kata Kerja Pertama)

Contoh: You should study harder to get better grade (Kamu seharusnya belajar lebih giat untuk memperoleh nilai yang lebih baik).

2. Shall + subject + Verb 1 (Kata Kerja Pertama)

Contoh: Shall we go to library? (Akankah kita ke perpustakaan?)

3. How about …

Contoh: How about visiting Penida beach this afternoon? (Bagaimana kalau mengunjugi pantai penida sore ini?)

4. What about …

Contoh: What about studying together at my house tomorrow? (Bagaimana kalau belajar Bersama di rumah saya besok?)

5. Subject + had + better

Contoh: You had better call your parents before going anywhere (Kamu lebih baik menelpon orang tuamu sebelum pergi kemanapun).

Apabila setuju atau sependapat dengan saran yang diberikan, maka kita dapat menggunakan ungkapan-ungkapan berikut untuk menyatakan persetujuan:

  • That’s a good idea (Itu ide yang baik)
  • That’s right (Itu benar)
  • Okay, let’s do it (Baiklah, ayo kita lakukan)
  • Thanks for your suggestion (terima kasih atas saranmu)

Namun apabila tidak sepakat, kita dapat menggunakan ungkapan-ungkapan berikut:

  • I don’t think it’s a good idea (Saya tidak berpikir ini ide yang bagus)
  • Sorry but that won’t work (Maaf tapi itu tidak akan berhasil)
  • Sorry but that’s not a good idea (Maaf tapi itu bukan sebuah ide yang baik)

Penggunaan ungkapan-ungkapan suggestion (saran) dalam percakapan dapat dilihat dalam contoh dialog berikut:

Dialouge 1:

Leo

:

Do you have any plan for next Sunday?

(Apakah kamu memiliki rencana untuk hari Minggu depan?)

Adi

:

Not really. How about you Leo?

(Tidak. Bagaimana denganmu Leo?)

Leo

:

How about visiting Kelingking beach?

(Bagaimana kalau mengunjungi pantai Kelingking?)

Adi

:

Okay, let’s do it!

(OK. Ayo!)

 

Dialogue 2:

Niken

:

It’s nearly 12 o’clock. Let’s have some food.

(Ini hampir pukul 12. Ayo kita makan)

Adiana

:

Alright. What do you want to eat?

(Baik. Mau makan apa?)

Niken

:

What about eating fried rice with egg?

(Bagaimana kalau nasi goreng dengan telur?)

Adiana

:

Sorry, but I have allergy with egg. Shall we have fried rice without egg?

(Maaf, tapi saya alergi telur. Bagaimana kalau nasi goreng tanpa telur?)

Niken

:

It’s alright.

(Tidak masalah).

 

Share:

EXPRESSING PROHIBITION



Prohibition (larangan) merupakan tindakan atau perintah yang melarang atau tidak mengizinkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam Bahasa Inggris terdapat ungkapan-ungkapan tertentu untuk mengungkapkan larangan atau Expressions of Showing Prohibition. Fungsi dari ungkapan-ungkapan tersebut jelas untuk menuliskan larangan dalam Bahasa Inggris. Ungkapan-ungkapan larangan tersebut diantaranya:

No.

Ungkapan

Contoh Kalimat

1.

It is prohibited to …

It is prohibited to activate cell phone during flight (Dilarang mengaktifkan ponsel selama penerbangan)

2.

You aren’t allowed to …

(aren’t = are not)

You aren’t allowed to eat in classroom (Anda tidak diijinkan untuk makan di ruang kelas)

3.

You mustn’t …

(mustn’t = must not)

You mustn’t litter around (Jangan membuang sampah sembarangan)

4.

You aren’t permitted to …

You aren’t permitted to stay at school after school time (Anda tidak diijinkan tinggal di sekolah setelah jam pulang sekolah)

5.

It is forbidden to ….

It is forbidden to use school laboratory without permission (Dilarang menggunakan laboratorium sekolah tanpa izin)

Selain dengan ungkapan-ungkapan di atas, kalimat larangan juga dapat dibentuk dengan pola berikut:

1. must not + Verb 1 (Kata Kerja Pertama)

must not + Verb 1” ini digunakan untuk menyampaikan larangan yang bersumber dari orang yang mengatakannya.

Contoh: You must not litter around (Kamu tidak boleh membuang sampah sembarangan).


2. Cannot + Verb 1 (Kata Kerja Pertama)

Kata cannot yang bermakna tidak boleh digunakan untuk menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan aturan yang berlaku.

Contoh: You cannot park here.” (Kamu tidak boleh parkir di sini).


3. To be + not allowed/permitted

To be + not allowed/permitted bermakna “Tidak diperbolehkan/diizinkan”. Ini digunakan untuk menyampaikan larangan yang merupakan peraturan dan bersifat formal.

Contoh: Eating in classroom is not allowed (Makan di ruang kelas tidak diperbolehkan).


4. To be + forbidden/ prohibited

To be + forbidden/prohibited yang bermakna dilarang digunakan untuk menyampaikan larangan yang merupakan peraturan dan bersifat formal. Contoh: Smoking is prohibited (Dilarang merokok)


5. Don’t + Verb 1 (Kata Kerja Pertama)

Ungkapan ini digunakan untuk menyampaikan larangan yang berasal dari orang yang mengatakan dan bersifat informal.

Contoh: Don’t open the window! (Jangan membuka jendela).


6. Not have to + Verb 1 (Kata Kerja Pertama)

Not have to + Verb 1 memiliki arti tidak harus. Ungkapan ini digunakan untuk menyampaikan ketidakharusan dalam melakukan sesuatu.

Contoh:  You don’t have to cheat for doing this test (Kamu tidak harus mencotek untuk mengerjakan tes ini.


7. Need not + Verb 1 (Kata Kerja Pertama)

need not” berarti tidak perlu. “need not” digunakan untuk menyampaikan sesuatu yang tidak perlu dilakukan.

Contoh: You need not take remedy if you don’t want to pass this subject (Kamu tidak perlu mengikuti remidi bila kamu tidak ingin lulus pelajaran ini).

 

Share:

EXPRESSING OBLIGATION


Obligation adalah sesuatu yang harus dilakukan atau dilaksanakan. Untuk mengungkapkan suatu keharusan, kita menggunakan modal “must”, “have to”, dan/atau “Should”.

AMust (Harus)

Must” umumnya digunakan untuk menyatakan kewajiban yang datang dari diri si pembicara, bukan datang dari luar atau dari orang lain. Misalnya:

  1. I must take a bath before going to Sampalan. (Saya harus mandi sebelum pergi ke Sampalan); penting bagi pembicara untuk mandi sebelum pergi ke Sampalan. Ia sendiri yang mewajibkan dirinya untuk melakukan itu, tidak karena disuruh oleh orang lain.
  2. You must go home now. (Kamu harus pulang sekarang).
  3. I must visit my grandmother this afternoon (Saya harus menjenguk nenek saya sore ini).
  4. I must continue my study abroad. (Saya harus melanjutkan studiku di luar negeri). 
B. Have to (Harus)   

“Have to” juga merupakan suatu modal yang digunakan untuk mengungkapkan suatu keharusan. Berbeda dari “Must”, “Have to” mengindikasikan keharusan yang datang dari luar dimana situasi tertentu, orang lain, atau aturan luarlah yang menciptakan keharusan tersebut. Misalnya:

  1. I have to wear uniform at school (Saya harus mengenakan seragam di sekolah); keharusan ini datang dari sekolah pembicara yang mengharuskannya mengenakan seragam, bukan karena kemauannya sendiri.
  2. I have to finish my English assignment before Friday (Saya harus menyelesaikan tugas Bahasa Inggris saya sebelum hari Jumat); keharusan menyelesaikan tugas sebelum hari Jumat ini datang dari Guru Bahasa Inggris bukan dari pembicaranya.
  3. Leo has to return Ayu’s dictionary tomorrow (Leo harus mengembalikan kamus Ayu besok); keharusan mengembalikan buku besok, lebih dikarenakan tempo yang diberikan oleh Ayu bukan karena niat Leo sendiri.
Kalimat-kalimat di atas mengindikasikan ungkapan keharusan masa kini atau ketika sedang berbicara. Untuk mengungkapkan suatu keharusan pada masa lampau dan pada masa mendatang, maka “had to” dan “will have to” digunakan. “had to” untuk mengungkapkan keharusan di masa lampau, sementara “will have to” untuk mengungkapkan keharusan pada masa mendatang.  Misalnya:

  1. Ayu had to come back home late yesterday due to helping her teacher at school (Ayu harus pulang terlambat kemarin karena membantu gurunya di sekolah).
  2. Yuli and Rasti had to stay at school after school time for preparing Science competition (Yuli dan Rasti harus tinggal di sekolah setelah pulang untuk mempersiapkan kompetisi Sains.
  3. I will have to go to Klungkung next week (Saya harus ke Klungkung minggu depan).
  4. I will have to return this book to school library next Monday (Saya harus mengembalikan buku ini ke perpustakaan sekolah Senin depan).
C. SHOULD (HARUS/ SEHARUSNYA)

Suatu pernyataan keharusan juga dapat diungkapkan dengan modalShould”. Akan tetapi, pernyataan keharusan yang dibuat dengan modalshould” memiliki tendensi keharusan yang lebih rendah dibandingkan dengan pernyataan keharusan yang dibuat dengan dengan modalmust” dan/atau “have to”. Pernyataan keharusan yang menggunakan modal “should” lebih mengindikasikan suatu nasihat daripada keharusan.

  1. must/have to = 100% menyatakan keharusan. Misalnya: Students must wear uniform at school (siswa harus mengenakan seragam di sekolah).
  2. should = 50% keharusan. Misalnya: You look tired. You should have a rest (Kamu kelihatan lelah, kamu sebaiknya istirahat).
     Materi obligation (keharusan) dapat didownload melalui tautan di bawah ini:

 

Share:

PERTEMUAN 1 PENGENALAN TOPIK DAN KONTRAK KELAS


Jumat, 23 Juli 2021

Pada hari ini dilaksanakan Virtual Meeting melalui Google Meet dengan siswa kelas 9 SMPN Satu Atap 2 Batukandik. Pada pertemuan ini disampaikan topik-topik yang akan dipelajari di Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022 serta pembahasan kontrak kelas.

Materi presentasi dapat didownload disini




Share:

PERTEMUAN 1 PENGENALAN TOPIK DAN KONTRAK KELAS

Google Meeting with 7th Graders

Rabu, 21 Juli 2021

Pada pertemuan ini disampaikan topik-topik yang akan dipelajari oleh siswa di Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022. Disamping itu, pertemuan ini juga menyepakati kontrak kelas yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kelas Bahasa Inggris. 

Materi yang disampaikan dalam pertemuan ini dapat diunduh pada link berikut ini Download Materi






Share:

PROCEDURE TEXT

Procedure text (Teks Prosedur) merupakan salah satu jenis teks yang dibelajarkan di jenjang SMP khususnya kelas IX.

 

Definition/ Definisi

“Procedure text is a text that shows a process in order. The purpose of the text is to tell the reader how to do or make something”. Artinya, Teks prosedur merupakan sebuah teks yang menunjukkan sebuah proses secara berurutan. Tujuan dari teks prosedur adalah untuk memberitahukan pembaca tentang bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu. Dengan demikian teks ini disajikan secara sistematis mulai dari tujuan, alat/bahan, dan langkah-langkah untuk memberikan pembaca informasi dan gambaran yang sejelas-jelasnya.  

 

Generic Structure/ Struktur Umum

Teks prosedur memiliki struktur sebagai berikut:

  1. Goal (Tujuan)
  2. Tools/ Materials/ Ingredients (Alat/ Bahan)
  3. Steps (Langkah-langkah)

Berikut penjelasan dari masing-masing bagian di atas:

Goal

Merupakan bagian teks yang mengungkapkan tujuan dari suatu teks prosedur. Tujuan sebuah teks terkadang ditulis secara eksplisit atau bisa juga secara implisit. Apabila tujuan tidak ditulis secara eksplisit, maka pembaca dapat mengetahui tujuan teks dari judul teksnya.

Tools/ Materials/ Ingredients

Merupakan bagian teks yang memuat tentang alat atau bahan yang diperlukan untuk melakukan atau membuat sesuatu. Misalnya teks prosedur tentang Cara Membuat Kopi, maka alat yang diperlukan: Panci, Kompor, Gelas, Sendok, dll, sedangkan bahan yang diperlukan: Bubuk kopi dan gula. Alat berbeda dengan bahan. Alat merupakan sesuatu yang hanya difungsikan untuk membuat sesuatu, sehingga ketika proses pembuatan selesai alat tersebut masih ada. Sementara bahan adalah segala hal yang menjadi bahan baku pembuatan suatu produk.

Steps

Merupakan bagian teks yang memuat langkah-langkah melakukan/membuat suatu produk secara berurutan dari awal hingga akhir.

Language Features/ Unsur-unsur Kebahasaan

Teks prosedur memiliki unsur-unsur kebahasaan tertentu yang membuatnya berbeda dari jenis teks yang lain. Unsur-unsur kebahasaan tersebut, yaitu:

  1. Use adverbial of sequence/ Menggunakan keterangan urutan, misalnya first (pertama), second (kedua), third (ketiga), dst.
  2. Use command/imperative sentence (menggunakan kalimat perintah/suruhan). Misalnya: Stir it well! (Aduk dengan baik!), Pour a glass of hot water! (Tuangkan segelas air panas!), dll.
  3. Using action verb/ menggunakan kata kerja aksi; kata kerja aksi merupakan kata kerja yang menunjukkan suatu aksi atau Tindakan, seperti: Pour (tuangkan), stir (aduk), add (tambahkan), dll.
  4. Using Simple Present Tense; pola kalimat sederhana yang digunakan untuk mengungkapkan suatu kebiasaan atau fakta.  

Example/ Contoh:


HOW TO MAKE A CUP OF COFFEE

Goal                : Making a cup of coffee.

Tools               :

-          Kettle

-          Stove

-          Glass

-          Spoon

Ingredients     :

-          Coffee powder

-          Sugar

-          water

Steps               :

  1. pour water into kettle
  2. put the kettle on the stove
  3. turn on the stove, wait until the water is boiling
  4. add 1 spoon of coffee power in the glass
  5. add 1,5 spoons of sugar in to the glass
  6. pour hot water into the glass
  7. stir till all ingredients mixed well
  8. a cup of coffee is ready to serve.

Terjemahan:

CARA MEMBUAT SECANGKIR KOPI

Tujuan           : Membuat secangkir kopi.

Alat                 :

-          Ceret

-          Kompor

-          Gelas

-          Sendok

Bahan :

-          Bubuk kopi

-          Gula

-          Air

Steps               :

  1. Tuangkan air ke dalam ceret
  2. Letakkan ceret di atas kompor
  3. Hidupkan kompor, tunggu hingga air mendidih
  4. Tambahkan 1 sendok bubuk kopi ke dalam gelas
  5. Tambahkan 1.5 sendok gula ke dalam gelas
  6. Tuangkan air panas ke dalam gelas
  7. Aduk hingga semua bahan tercampur dengan baik.
  8. Secangkir kopi siap untuk disajikan. 

Share:

PERINDU MERINDU





Derap sepatu-sepatu mungil 

berbaur sorak sorai kegirangan

yang biasa menyapa halaman tanah berdebu

keni telah bisu


sapaan suara-suara khas

yang terbiasa mengawali hariku

hilang ...

menyisakan ruang tanpa nyawa


Tidakkah kau rindu ruang itu?

tempat kita mengadu dan beradu

Tidakkah kau rindu deretan bangku itu?

Tidakkah kau rindu canda tawa mereka?

atau pada senyum hangatku?

Walau kadang membeku.

Sudahlah, tidak usah dijawab

aku tahu

perindu pasti merindu.


Share:

14 Februari

Aku tahu ini hari apa

Meski ku akui ini cukup mengganggu

Otakku dibuatnya terus berputar

dan berputar

bak radio mencari saluran yang jernih

 

Untung saja, dan aku bersyukur,

kau tak menampakkan wajah berbeda

apalagi janggal

Mungkin saja kau juga tak peduli

seperti biasanya

Mungkin juga karena kita telah sepakat

membuat definisi kita sendiri

 

Ah memang gila

Selalu saja kita mengada-adakan yang mengada-ada

Tapi …

benar juga, kenapa harus menyempitkan hari ini,

hanya dengan coklat dan bunga

 

Oh Sayang,

Untung saja kita telah sepakat

Tahun ini tak ada coklat/bunga

Hanya kecupan tulus saat nanti kau

sudah tidur

Besok juga kau tahu aku melakukan itu.  


Nusa Penida, 14 Februari 2021


Share:

PERAN VITAL DAN “KERINGNYA” FILM ANAK-ANAK DI INDONESIA

Film merupakan istilah yang amat lumrah di masyarakat. Sebagai lakon gambar hidup, sejak dahulu kala masyarakat sudah menonton film sebagai hiburan. Film merupakan satu bentuk karya seni yang mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Peran tersebut diantaranya adalah mengenalkan keunikan budaya, adat, dan keindahan alam suatu daerah yang berbeda dari tempat lain. Kemunculannya di layar tentu akan menumbuhkan rasa bangga utamanya bagi masyarakat pemilik budaya, adat, dan bentang alam tersebut. Tumbuhnya rasa bangga ini berimplikasi pada pelestarian demi ajegnya budaya dan adat serta keasrian alamnya. Selanjutnya, film juga berperan dalam hal pembentukan karakter penonton.  Adegan-adegan yang disuguhkan dalam film akan mempengaruhi perilaku dari penonton, terutama bagi penonton anak-anak yang sangat mudah dan cepat dalam menirukan segala sesuatu. Selain itu, dunia perfilman telah menjadi wahana bagi sejumlah insan-insan kreatif untuk menuangkan kreativitas dalam karya. Terlebih saat ini film nasional cukup mendapatkan apresiasi dari kaum muda. Hasil survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Tahun 2019 di kota-kota besar menunjukkan bahwa 67% anak muda (15-38) menonton setidaknya 1 film nasional dan 40% menonton rata-rata 3 film nasional di bioskop dalam setahun terakhir.

Meskipun demikian, hasil penelitian tersebut juga mengungkap fakta yang cukup menarik akan adanya kaum muda yang sama sekali tidak menonton film di bioskop dengan berbagai alasan. Alasan-alasan tersebut, yakni tiket yang terlalu mahal, semata-mata tidak suka menonton film, faktor lokasi gedung bioskop yang terlalu jauh, dan film Indonesia tidak bermutu. Dari alasan-alasan tersebut, alasan tiket yang terlalu mahal diamini paling banyak yaitu 39,7%.

Disaat yang bersamaan kita ada di era kecanggihan TIK yang memungkinkan aktivitas yang sebelumnya dipandang mustahil dilakukan. Kecanggihan TIK serta kemudahan dalam mengakses internet telah menghadirkan platform alternatif bagi masyarakat khususnya kaum muda sebagai technology native untuk menonton dengan memanfaatkan internet, seperti YouTube. Sebagaimana dikutip dari www.tek.id, pengguna YouTube di Indonesia mencapai 93 juta. Jumlah ini meningkat 10 juta dari tahun sebelumnya. Tentu ini adalah jumlah yang cukup besar dari total penduduk Indonesia yaitu 270,20 juta jiwa berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020. Seiring dengan peningkatan penonton YouTube, (dari aspek konten) rekaman Google menunjukkan bahwa konten yang paling favorit dicari adalah konten tentang otomotif. Hal ini ditengarai bersumber dari penonton kaum muda yang identik dengan teknologi (IT dan Otomotif). Anggapan ini tidak berlebihan mengingat jumlah kaum muda Indonesia (generasi milenial dan Generasi Z) adalah 53,81% dari total 270,20 juta penduduk Indonesia. Sehingga jelas terlihat bahwa kaum muda menjadi kaum yang dominan.    

Lalu, bagaimana dampak perkembangan IT dan keberpihakan dunia perfilman Indonesia terhadap anak-anak utamanya usia SD dan SMP?

Layaknya dua sisi mata uang, kemudahan akses internet yang menghadirkan alternatif selain bioskop memunculkan dampak positif dan negatif. Sisi positifnya tentu saja anak-anak dapat menonton berbagai tayangan dengan praktis dan fleksibel melalui gadget. Ketika diarahkan dengan baik, dapat dipastikan mereka bisa belajar banyak hal positif melalui YouTube. Disisi lain, kemudahan ini juga dapat menjerumuskan anak-anak pada hal-hal yang tidak pantas dan beretika. Kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua ditengarai menjadi faktor penyebabnya. Hal ini mengingat anak-anak masih belum mampu membedakan dan memilih tayangan yang pantas untuk ditonton pada usianya. Terlebih dalam masa Pandemi Covid-19, anak-anak belajar dari rumah dengan memanfaatkan gadget, sementara orang tua mereka sibuk dengan pekerjaannya.  Hal ini sejalan dengan hasil survei nasional yang dilakukan oleh KPAI seperti yang dimuat di https://nasional.kompas.com pada 16 Agustus 2020. Survei tersebut menunjukkan bahwa 22% anak menonton tayangan bermuatan pornografi saat pandemi. Tindakan ini dipicu oleh rasa bosan akibat terlalu lama di rumah dan tidak dapat berinteraksi dengan teman-temannya. Pertanyaan selanjutnya, mengapa pilihan anak-anak disaat bosan jatuh pada tontonan yang bermuatan pornografi? Apa kabar film anak-anak di negeri kita yang kaya akan budaya, adat, dan keindahan alam yang tiada tara ini? 

Terlepas dari situasi Covid-19 saat ini yang menjadi penyebab anak-anak menonton hal yang kurang baik, dunia perfilman di negeri kita memang cukup memprihatikan. Banyak orang yang menyayangkan bahwa saat ini layar kaca mayoritas hanya dihiasi oleh film-film untuk remaja dan orang dewasa. Dari pagi hingga larut malam yang tayang dominan adalah film-film dewasa dan seri sinetron. Kalaupun ada program-program lain yang ditayangkan maka berkisar pada program-program gimik dan/atau gosip yang cenderung mengejar rating namun rendah konten edukasi. Akibatnya anak-anak kisaran TK, SD, dan SMP kurang disediakan tayangan-tayangan yang dipersonalisasi untuk mengakomodasi usia mereka. Mereka dengan terpaksa mengikuti tayangan-tayangan yang ada untuk mengatasi rasa bosan. Meskipun ada film untuk anak-anak yang ditayangkan, maka kebanyakan adalah produksi film luar negeri. Contoh paling nyata dari film anak-anak produksi luar negeri adalah serial animasi “Upin & Ipin”. Film ini adalah film produksi Malaysia yang dialognya menggunakan Bahasa Melayu. Kalau diperhatikan dengan seksama, efeknya sangat menarik dimana anak-anak di lingkungan kita amat cepat berperilaku dan menirukan gaya bahasa dari tokoh Upin dan Ipin di film tersebut. Sehingga, disini peran film dalam mengenalkan suatu budaya (bahasa) nampaknya sangat sukses. Apakah kita tidak mampu memproduksi film-film untuk anak-anak kita dengan mengangkat budaya dan adat kita sendiri?

Sejatinya, Indonesia sudah punya serial animasi Nussa, serial animasi Islam, yang sudah sempat tayang di televisi dan kanal YouTube. Tayangan disambut dengan antusias oleh sebagian besar masyarakat kita. Sayangnya, saat ini penayangannya sudah dihentikan karena terdampak pandemik Covid-19 (liputan6.com). Tetapi ini baru satu. Indonesia adalah negara dengan keberagaman yang kaya akan keunikan budaya, adat, dan keindahan alam. Sehingga tinggal menggarap potensi tersebut ke dalam proyek kreatif film sebagai hiburan dan media edukasi khususnya untuk anak-anak Indonesia. Lalu, sebagai katalisator, apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah menyikapi fakta sangat kurangnya film anak-anak saat ini?   

Merespon keringnya film untuk anak-anak saat ini, beberapa hal dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menyediakan anak-anak tontonan yang relevan. Pemerintah mesti lebih memberikan dukungan melalui program-program insentif yang dapat memotivasi para insan kreatif film untuk terus berkarya secara maksimal mengemas budaya, adat, dan keindahan alam kita menjadi film-film utamanya untuk anak-anak. Film dengan konten budaya, adat, dan keindahan alam negeri kita tentu lebih kontekstual serta dapat menumbuhkan rasa memiliki dan bangga pada diri anak-anak. Akan tetapi, integrasi dengan konten TIK dan otomotif juga mesti diberikan ruang untuk tampil, mengingat bidang ini menjadi konten paling favorit anak-anak kaum muda. Selanjutnya, menyikapi perkembangan teknologi dewasa ini, selain di tayangkan di bioskop dan televisi, akan lebih efektif film-film yang sudah diproduksi tersebut di unggah pada channel YouTube yang dibuat khusus untuk tujuan itu. Ini akan membantu orang tua dan anak-anaknya dalam melakukan pencarian. Upaya lain yang dapat dipertimbangkan adalah dengan mewajibkan seluruh stasiun televisi utamanya saluran televisi pemerintah untuk menayangkan film anak-anak pada hari Minggu. Ini menarik, karena pada hari Minggu anak-anak libur dari sekolah. Oleh karenanya, mereka punya waktu yang cukup banyak untuk menonton. Sehingga, demi menghindari tontonan yang kurang sesuai, maka akan lebih baik untuk menayangkan film-film yang memang dibuat untuk anak-anak. Yang tidak kalah pentingnya, untuk lebih menggairahkan dunia perfilman kita, pemerintah juga dapat memanfaatkan sifat dasar manusia yang suka berkompetisi dengan mengadakan lomba kreasi film anak-anak. Dipastikan ini akan menjadi tantangan yang sangat menarik. Selanjutnya dibuatkan festival untuk menampilkan film-film yang meraih nominasi dalam lomba yang telah diadakan tersebut.

Dengan demikian, kondisi film anak-anak yang sangat kurang saat ini perlu menjadi perhatian serius semua pihak utamanya pemerintah untuk menggerakkan semua komponen untuk menghadirkan tontonan yang layak untuk anak-anak Indonesia. Melalui konten film yang kontekstual, ayo kita tumbuhkan rasa bangga anak-anak Indonesia akan keunikan budaya, adat, dan keindahan alam yang kita miliki. Karena sejatinya, film juga merupakan media edukasi. 

Artikel ini terbit di kolom Opini NUSABALI.com. Baca artikel ...

 

Share:

Popular Posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Ad Code

Responsive Advertisement

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *

Labels